Jarak pagar dengan nama latinnya Jatropha Curcas, yang sering kita jumpai ditanam sebagai pagar pekarangan, atau ditanam sebagai tanaman apotik hidup, karena memiliki khasiat sebagai obat. Daunya digunakan sebagai penurun panas dan menghilangkan masuk angin bagi anak-anak. Adakalanya tanaman jarak pagar ditanam di dalam dan luar perkarangan rumah sebagai tanaman hias.
Kita mengenal bahan bakar Biodiesel yang sekarang banyak tersedia di SPBU, sebagai alternatif bahan bakar solar (HSD) untuk mesin diesel. Biji jarak pagar inilah yang diolah menjadi bahan bakar hayati sebagai biodesel, karena kandungan minyaknya yang tinggi.
Tumbuhan ini dikenal dengan berbagai nama di Indonesia : jarak kosta, jarak budeg (Sunda) ; jarak gundul, jarak pager (Jawa) ; kalekhe paghar (Madura) ; jarak pager (Bali) ; lulu mau, paku kase, jarak pageh (Nusa Tenggara) ; kuman nema (Alor) ; jarak kosta, jarak wolanda, bindalo, bintalo, tondo utomene (Sulawesi) ; ai huwa kamala, balacai, kadoto (Maluku). sumber info :
Tanaman jarak pagar merupakan tanaman tahunan jika dipelihara dengan baik dapat hidup lebih dari 20 tahun. Ia sanggup menghasilkan secara ekonomis pada tempat dengan curah hujan hanya empat bulan, berbeda dari kelapa sawit yang memerlukan curah hujan konstan untuk hasil terbaiknya. sumber info :
Bunga terbentuk setelah umur 3 – 4 bulan, sedangkan pembentukan buah mulai pada umur 4 – 5 bulan. Pemanenan dilakukan jika buah telah masak, dicirikan kulit buah berwarna kuning dan kemudian mulai mengering. Biasanya buah masak setelah berumur 5 – 6 bulan. Produksi maksimum baru tercapai pada usia tanam enam tahun, dan akan terus menghasilkan secara ekonomis sampai 20 tahun.
Memperbanyak tanamam ini dapat berasal dari stek cabang atau batang, maupun benih. Jika menggunakan stek dipilih cabang atau batang yang telah cukup berkayu. Untuk benih dipilih dari biji yang telah cukup tua yaitu diambil dari buah yang telah masak biasanya berwarna hitam.
sumber info : wikipedia